Menuangkan
tulisan di blog adalah sesuatu yang menyenangkan sekaligus menantang bagi para
blogger . Bagi blogger profesional kegiatan menulis di blog mungkin tidak lagi
menjadi sasuatu hal yang sulit, namun bagi para blogger pemula seperti saya, kegiatan
menulis di blog terkadang menjadi sesatu hal yang sangat sulit. Apalagi ketika ide
untuk menulis tidak kunjung timbul dalam otak saya oleh Karena itu terkadang
blogger pemula seperti saya butuh banyak inspirasi untuk merangsang kinerja otak saya
agar ide itu lekas muncul.
Sebenarnya
ada banyak hal di sekitar kita yang bisa di jadikan inspirasi untuk menulis,salah
satunya adalah tulisan - tulisan
berkualitas dari para blogger profesional. olehnya itu, Berikut saya akan berikan ulasan
singkat mengenai sebuah blog yang bagus untuk di baca oleh blogger pemula.
Blog
yang saya maksud di atas adalah “Kadirs
Blog” bagi kawan – kawan yang ingin berkunjung , langsung saja ketik keyword
kadirs blog pada mesin pencari goole,. Kadir blog adalah blog milik saudara kadir ruslan , seorang pemuda
yang berasal dari muna , sulawesi tenggara yang kini bekerja di badan pusat
statistik republik indonesia (BPS - RI) yang ada di jakarta. Karena kemampuanya
yang baik dalam dunia tulis – menulis, maka tidak jarang tulisnya masuk dalam
media cetak nasional, seperti koran tempo, kompas, dan jakarta post.
Kadirs
blog.com berisi tulisan - tulisan berkualitas dengan bermacam topik. berbagai
macam Fenomena , sosial, masalah politik , ekonomi, budaya, dan seni, dibahas
dengan menggunakan bahasa yang menarik dan disertai dengan analisis yang tajam, tak jarang,
pula penulis memasukan data – data valid hasil survey ( umumnya hasil survey
BPS – RI ) dalam tulisannya.
Selain
masalah sosial politik, kadir blog juga menyajikan berbagai macam tulisan
ringan kocak lagi menghibur ,berupa pengalaman hidup, dan kejadian sehari –
hari baik itu yang dialami sendiri oleh penulis maupun pengalaman dari orang2
disekitar penulis (biasanya pengalaman dari teman). Walaupun hanya tulisan
ringan, tetap saja di akhir tulisan penulis memberikan kesimpulan – kesimpulan cerdas
dan mendidik. Yang jelas bagi kawan – kawan blogger pemula saya jamin tidak
akan rugi jika mengunjungi Kadirs Blog.
Berikut
adalah salah satu tulisan yang saya kutip dari kadirs blog.
Orang Sulawesi Selatan dan Tenggara memiliki
keunikan dalam penggunaan kata "kita" yang berfungsi sebagai kata
ganti dalam kaidah bahasa Indonesia. Kata ini menjadi unik karena penggunaannya
yang keliru dan konsekwensi dari kekeliruan tersebut yang dalam kasus tertentu
bisa menimbulkan keselahpahaman yang sedikit "berbahaya" bagi mereka
yang bukan berasal dari Sulawesi Selatan dan Tenggara.
Dalam pergaulan sehari-hari, orang Sulawesi Selatan dan Tenggara menggunakan kata "kita" sebagai bentuk yang lebih halus dari kata "anda", kata ganti orang kedua tunggal. Tujuannya adalah untuk menghormati dan menghargai orang yang sedang diajak bicara. Persis dengan penggunaan kata sampean atau panjenengan dalam kebiasan orang Jawa, atau penggunaan kata antum (kalian untuk laki-laki) dalam Bahasa Arab--yang sejatinya merupakan bentuk jamak dari kata anta (anda)--saat berbicara dengan seseorang. Meskipun maksudnya baik, penggunaan kata "kita" sebagai bentuk halus dari kata "anda" tentu salah menurut kaidah tatabahasa Indonesia yang baik dan benar. Dan, kesalahan tersebut bakal berakibat fatal pada kasus seperti berikut:
Misal Beta adalah seorang lelaki asal Sulawesi yang baru saja menikah dengan Alfa yang berasal dari Jawa dan belum pernah ke Sulawesi. Setelah menikah, Beta mengajak Alfa mudik ke Makassar untuk bersilaturahmi dengan famili di kampung halaman.
Singkat cerita..., suatu tempo di sore hari, saat keduanya sedang berjalan-jalan menikmati indahnya panorama Pantai Losari di Jalan Somba Opu, Kota Makassar, bersualah mereka dengan Teta yang sedang menggendong seorang balita (suami Teta sedang memesan pisang epe--cemilan khas Kota Makassar). Teta yang berparas jelita itu adalah teman wanita Beta saat SMA di Makassar.
Beta mengawali obrolan dalam perjumpaan yang tak disengaja itu dengan ucapan ramah kepada Teta, " Anak kita?", sembari menunjuk ke arah balita yang sedang digendong Teta. Mendengar kalimat yang dilontarkan suami anyarnya itu, Alfa yang tak mengerti maksud penggunaan kata kita dalam percakapan orang Sulawesi seketika dihinggapi perasaan bingung, " Anak kitaaa...kapan bikinnya?" begitulah pertanyaan yang timbul dalam benak Alfa kala mendengar ucapan suaminya. Untungnya, Alfa bukanlah tipe perempuan pencemburu yang penuh syak-wasangka. Dia pun bertanya kepada Beta perihal maksud penggunaan kata "kita" yang sedikit aneh itu. Setelah mendapat penjelasan suaminya, Alfa yang tadinya tak anak hati pun tertawa gembira. Perjumpaan sore itu pun diakhiri dengan acara makan pisan epe bersama.
Dalam pergaulan sehari-hari, orang Sulawesi Selatan dan Tenggara menggunakan kata "kita" sebagai bentuk yang lebih halus dari kata "anda", kata ganti orang kedua tunggal. Tujuannya adalah untuk menghormati dan menghargai orang yang sedang diajak bicara. Persis dengan penggunaan kata sampean atau panjenengan dalam kebiasan orang Jawa, atau penggunaan kata antum (kalian untuk laki-laki) dalam Bahasa Arab--yang sejatinya merupakan bentuk jamak dari kata anta (anda)--saat berbicara dengan seseorang. Meskipun maksudnya baik, penggunaan kata "kita" sebagai bentuk halus dari kata "anda" tentu salah menurut kaidah tatabahasa Indonesia yang baik dan benar. Dan, kesalahan tersebut bakal berakibat fatal pada kasus seperti berikut:
Misal Beta adalah seorang lelaki asal Sulawesi yang baru saja menikah dengan Alfa yang berasal dari Jawa dan belum pernah ke Sulawesi. Setelah menikah, Beta mengajak Alfa mudik ke Makassar untuk bersilaturahmi dengan famili di kampung halaman.
Singkat cerita..., suatu tempo di sore hari, saat keduanya sedang berjalan-jalan menikmati indahnya panorama Pantai Losari di Jalan Somba Opu, Kota Makassar, bersualah mereka dengan Teta yang sedang menggendong seorang balita (suami Teta sedang memesan pisang epe--cemilan khas Kota Makassar). Teta yang berparas jelita itu adalah teman wanita Beta saat SMA di Makassar.
Beta mengawali obrolan dalam perjumpaan yang tak disengaja itu dengan ucapan ramah kepada Teta, " Anak kita?", sembari menunjuk ke arah balita yang sedang digendong Teta. Mendengar kalimat yang dilontarkan suami anyarnya itu, Alfa yang tak mengerti maksud penggunaan kata kita dalam percakapan orang Sulawesi seketika dihinggapi perasaan bingung, " Anak kitaaa...kapan bikinnya?" begitulah pertanyaan yang timbul dalam benak Alfa kala mendengar ucapan suaminya. Untungnya, Alfa bukanlah tipe perempuan pencemburu yang penuh syak-wasangka. Dia pun bertanya kepada Beta perihal maksud penggunaan kata "kita" yang sedikit aneh itu. Setelah mendapat penjelasan suaminya, Alfa yang tadinya tak anak hati pun tertawa gembira. Perjumpaan sore itu pun diakhiri dengan acara makan pisan epe bersama.
Demikianlah
ulasan saya mengenai kadirs blog, semoga
bermanfaat bagi pembaca sekalian. Pramodya ananta noer pernah mengatakan bahwa “orang boleh pandai setinggi langit tetapi jika ia tidak
menulis ia akan hilang dari masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja
untuk keabadian” olehnya itu mari budayakan menulis, dan tulislah apa saja yang
ingin di tulis.