Sunday, June 22, 2014

KUTUKAN SUMBERDAYA ALAM

Surga bawah laut, begitulah kata orang ketika menyebut  keindahan bawah laut di perairan wakatobi. Wakatobi sendiri adalah nama salah satu kabupaten di provinsi sulawesi tenggara yang terdiri dari gugusan beberapa pulau  yaitu pulau  wanci, kaledupa, tomia, dan pulau binongko.


Peta kabupaten wakatobi

Secara spesifik Wakatobi memiliki sekitar 25 buah gugusan terumbu karang dengan 750
spesies dari sekitar 850 spesies koral yang ada di dunia. Selain itu juga perairan wakatobi
dihuni oleh bebagai jenis hewan laut berupa berbagai jenis spesies ikan, udang, kepting dan penyu.  Karena keindahan dan kekayaan bawah lautnya itulah, pada tahun 1996 wakatobi di tetapkan sebagai salah satu taman nasional dengan total 1,39 juta hektar oleh pemerintah kala itu. Tidak cukup sampai di situ pada tahun 2012 yang lalu wakatobi resmi ditetapkan sebagai salah satu cagar biosfer dunia oleh PBB melalui unesco.



Terumbu karang di perairan wakatobi

Ironis
               
Segudang penghargaan yang di peroleh kabupaten wakatobi, ternyata tidak sejalan dengan tingkat perbaikan kesejahteraan masyarakatnya. Ketika saya pertama kali  menginjakkan kaki di wakatobi pada bulan januari yang lalu, secara kasat mata saya dapat melihat dan menilai bahwa segudang penghargaan yang di peroleh kabupaten wakatobi tersebut justru kurang memberikan dampak positif bagi  masyarakat yang ada di daerah itu, hal ini juga di diperkuat dengan keterangan dari beberapa warga nelayan yang sempat bercerita dengan saya perihal kekayaan laut serta penghargaan  yang di peroleh kabupaten wakatobi, menurut mereka status wakatobi yang hari ini ditetapkan sebagai taman nasional bawah laut dan cagar biosfer dunia justru berpengaruh ngatif terhadap tingkat pendapatan mereka. Menurut mereka pula sebelum wakatobi ditetapkan sebagai taman nasional masyarakat bebas mencari ikan dimanapun mereka mau, namun setelah  setelah wakatobi ditetapkan sebagai taman nasional beberapa wilayah menjadi terlarang untuk dilakukan aktifitas penangkapan ikan sehingga hal ini mengakibatkan menurunya pendapatan mereka.

Tidak hanya sampai disitu keindahan alam wakatobi juga banyak menarik minat pemodal asing untuk berinvestasi di waktobi, maka di bukalah berbagai macam tempat wisata bertaraf internasional, yang orang setempat menyebutnya dengan nama resort, mungkin bagi pemerintah daerah keberadaan resort2 bisa sangat bermanfaat untuk menggenjot tingkat pendapatan daerah akan tetapi bagi masyarakat kecil justru keberadan resort2 ini malah semakin mengurangi pendapatan mereka .dalam banyak kasus masayakat dilarang melakukan aktivitas melaut di sekitar resort, dengan alasan mengganggu kenyamanan pengunjung. Sungguh ironis suatu daerah yang dianugerahi Tuhan dengan kekayaan laut yang melimpah, keindahan alam yang luar biasa  justru tidak bisa membawa kesejahteraan hidup bagi masyarakatnya. Mungkin inilah yang di maksud dengan kutukan sumberdaya alam seperti yang sering di sebut2 oleh banyak pakar ekonomi dan politik di luar sana.