Sunday, November 4, 2018

Peran Guru di sekolah dan Masyarakat

La Ode Montasir

Dalam KBBI edisi kedua 1991, guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya mengajar. Dalam bahasa Arab disebut mu’allim dan dalam bahasa Inggris teacher yang memiliki arti sederhana yakni “A person whose occupation is teaching other” yang artinya guru ialah seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain.Guru adalah seorang administrator, informator, konduktor dan sebagainya, dan harus berkelakuan menurut harapan masyarakatnya.
Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, bakat, kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru.

       Kedudukan dan Peranan Guru
Setiap orang memiliki suatu posisi dalam ruang sosial seperti kelompok, keluarga, komunitas, dan masyarakat. Posisi merupakan kedudukan seseorang dalam suatu kelompok atau kedudukan dalam hubungannya dengan kelompok lain, misalnya posisi sebagai guru.
Guru sebagai pendidik dan pembina generasi muda harus menjadi teladan, di dalam maupun di luar sekolah. Guru harus senantiasa sadar akan kedudukannya sebagai guru sepanjang hidupnya. Di mana dan kapan saja, ia akan selalu dipandang guru yang harus memperlihatkan kelakuan yang dapat ditiru oleh masyarakat, khususnya oleh anak didiknya.
Kedudukan guru juga ditentukan oleh fakta, bahwa ia adalah orang dewasa. Oleh karena itu, guru lebih tua dari muridnya. Maka berdasarkan usianya ia mempunyai kedudukan yang harus dihormati. Hormat anak terhadap orang tuanya sendiri harus pula diperhatikan oleh gurunya dan sebaliknya guru harus pula dapat memandang murid sebagai anak.
Posisi sebagai guru memiliki hak dan kewajiban yang diembannya, dikenal sebagai status. Adapun perilaku yang diharapkan dari orang yang memiliki suatu status disebut sebagai peranan. Ketika peranan ini dimainkan, ia memiliki konsekuensi terhadap penyesuaian atau adaptif terhadap sistem yang dikenal sebagai fungsi. Fungsi guru memiliki dua dimensi, yaitu laten dan manifes.
         1. Fungsi manifes dari guru
Fungsi yang diharapkan, disengaja, dan didasari dari guru oleh masyarakat pada suatu ruang terdiri dari:  Guru sebagai pengajar, Guru sebagai pendidik, Guru sebagai teladan, Guru sebagai motivator
         2.   Fungsi laten dari guru
Fungsi yang tidak diharapkan, disengaja, dan didasari dari guru terhadap masyarakat pada suatu ruang terdiri dari: Guru sebagai pelabel, Guru sebagai “Penyambung Lidah Kelas Menengah Atas”, dan Guru sebagai pengekal Status Quo.

       Peran Guru di Sekolah
Peranan guru di sekolah ditentukan oleh kedudukannya sebagai orang dewasa, sebagai pengajar dan pendidik dan sebagai pegawai. Yang paling utama ialah kedudukannya sebagai pengajar dan pendidik. Di sekolah guru-guru memainkan peran berkenaan dengan murid, pegawai administrasi, sebagai teman sesama guru. Berikut peran guru di sekolah, antara lain:
1.      Guru sebagai media .Guru kerap dipandang sebagai media yang berada di antara murid dan mata pelajaran. Artinya dapat berperan dengan baik dalam hal penguasaan materi, kurikulum yang dipakai, metode pembelajaran, dan lain-lain.
2.       Guru sebagai penguji.Maksudnya adalah melakukan penilaian atau evaluasi terhadap perkembangan hasil belajar murid-muridnya.
3.      Guru sebagai orang yang berdisiplin. Seorang murid harus tunduk kepada otoritas gurunya. Dengan kata lain, seorang guru harus memiliki dan berdisiplin sehingga menjadi tauladan dalam menegakkan kedisiplinan.
4.       Guru sebagai orang kepercayaan. Seorang guru di sekolah hendaknya menjadi orang yang dapat dipercaya, baik kata-kata maupun tindakannya. Apa yang dikatakan dan dilakukan oleh guru akan menjadi contoh bagi muridnya dan dianggap sebagai kebenaran yang harus diteladani.
5.      Guru sebagai pengenal kebudayaan. Guru diharapkan dapat memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai kebudayaan yang ada di masyarakat. Nilai-nilai dan norma budaya dari masyarakat yang dijumjung tinggi dan dijaga keberadaannya.
6.       Guru sebagai pengganti orang tua di sekolah para guru berperan sebagai pengganti orang tua atau dengan kata lain guru adalah orang tua di sekolah. Sehingga semua yang berkenaan dengan murid merupakan tanggung jawab guru, terutama terhadap hal-hal pengetahuan, keterampilan, pembentukan pribadi, keamanan dan keimanan.
Peran guru menurut Pullias dan Young, Manan,serta Yelon and Weinstein, dapat diidentifikasikan peran guru sebagai berikut, yakni:
1.      Guru sebagai Pendidik. Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.
2.       Guru sebagai pengajar. Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar yang dipelajari.
3.      Guru sebagai Evaluator. Kemampuan yang harus dikuasai guru sebagai evaluator adalah memahami teknik evaluasi, baik tes maupun non tes yang meliputi jenis masing-msing teknik, karakteristik, prosedur pengembangan, serta cara menentukan baik atau tidaknya ditinjau dari berbagai segi, validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran soal.
4.      Guru sebagai kulminator. Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya.
5.      Guru sebagai aktor. Sebagai seorang aktor, guru harus melakukan apa yang ada dalam naskah yang telah disusun dengan mempertimbangkan pesan yang akan disampaikan kepada penonton. Sebagai seorang actor, guru juga harus melakukan penelitian tidak terbatas pada materi yang harus ditransferkan,melainkan juga tentang kepribadian manusia sehingga mampu memahami respon-respon pendengarnya, dan merencanakan kembali pekerjaannya sehingga dapat dikontrol.
6.       Guru sebagai pribadi. Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Ujian terberat bagi guru dalam kepribadian ini adalah rangsangan yang memancing emosinya. Kestabilan emosi sangat diperlukan. Untuk keperluan tersebut, upaya dalam bentuk latihan mental akan sangat berguna


         Peran Guru di Mayarakat
Peranan guru dalam masyarakat antara lain bergantung pada gambaran masyarakat tentang kedudukan guru. Kedudukan sosial guru berbeda dari negara ke negara, dari zaman ke zaman. Di negara kita kedudukan guru sebelum Perang Dunia II sangat terhormat karena hanya mereka yang terpilih dapat memasuki lembaga pendidikan guru. Hingga kini citra tentang guru masih tinggi walaupun sering menurut yang di cita-citakan yang tidak selalu sejajar dengan kenyataan. 
Pekerjaan guru selalu dipandang dalam hubungannya dengan ideal pembangunan bangsa.dari guru diharapkan agar ia manusia idealistis, namun guru sendiri tak dapat tiada harus menggunakan pekerjaannya sebagai alat untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Walaupun demikian masyarakat tak dapat menerima pekerjaan guru semata-mata sebagai mata pencaharian belaka sejajar dengan pekerjaan tukang kayu, atau saudagar. Pekerjaan guru menyangkut pendidikan anak, pembangunan negara dan masa depan bangsa.
Karena kedudukan yang istimewa itu masyarakat mempunyai harapan-harapan yang tinggi tentang peranan guru. Harapan-harapan itu tak dapat diabaikan oleh guru, bahkan dapat menjadi norma yang turut menentukan kelakuan guru.
Menurut Brembeck, peran guru di masyarakat adalah sebagai berikut:
1.      Peran sebagai participant/peserta. Yakni peranan dari kegiatan yang ada di lingkungan masyarakat. Dimana berada pada posisi rangking tinggi dalam aktivitas masyarakat dibandingkan dengan orang lain yang berkecimpung sebagai pedagang, pembisnis, dan lain-lain.
2.      Leader/pemimpin. Memang guru tidak dididik sebagai pemimpin masyarakat, tetapi harus dianggap sebagai pemimpin di sekolah, terutama di kelas. Karena itu, guru dianggap mampu menjadi pemimpin di masyarakat dan mampu menempatkan diri sebagaimana mestinya.
3.      Pembuka jalan. Guru dikatakan sebagai pembuka jalan karena guru dianggap mempunyai pendidikan yang tinggi dibandingkan masyarakat pada umumnya, terutama dalam hal pembangunan masyarakat. Guru sebagai orang yang dapat memberi petunjuk, contoh dan teladan bagi masyarakat di lingkungannya.
4.      Pemerhati anak. Masyarakat berharap agar guru dapat memperhatikan anak-anak mereka. Dalam hal ini maka guru harus dapat menempatkan diri seperti yang diharapkan oleh masyarakat lain.

Sebagai pendidik,  guru memilik peran yang sangat vital bagi perkembangan peserta didik, yang mana guru dituntut untuk memiliki karakter dan kepribadian yang yang baik sehingga mampu untuk menjadi panutan baik itu di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Guru sebagai pendidik dan pembina generasi muda harus menjadi teladan, di dalam maupun di luar sekolah. Guru harus senantiasa sadar akan kedudukannya sebagai guru sepanjang hidupnya. Di mana dan kapan saja, ia akan selalu dipandang guru yang harus memperlihatkan kelakuan yang dapat ditiru oleh masyarakat, khususnya oleh anak didiknya.



Daftar pustaka

Damsar. 2011. Pengantar Sosoilogi PendidikanJakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP.