Dalam KBBI
edisi kedua 1991, guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya mengajar.
Dalam bahasa Arab disebut mu’allim dan dalam bahasa Inggris teacher yang
memiliki arti sederhana yakni “A person whose occupation is teaching other”
yang artinya guru ialah seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain.Guru adalah seorang administrator, informator, konduktor
dan sebagainya, dan harus berkelakuan menurut harapan masyarakatnya.
Guru sangat berperan dalam membantu
perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.
Minat, bakat, kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik
tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru.
Kedudukan dan Peranan Guru
Setiap orang
memiliki suatu posisi dalam ruang sosial seperti kelompok, keluarga, komunitas,
dan masyarakat. Posisi merupakan kedudukan seseorang dalam suatu kelompok atau
kedudukan dalam hubungannya dengan kelompok lain, misalnya posisi sebagai guru.
Guru sebagai
pendidik dan pembina generasi muda harus menjadi teladan, di dalam maupun di
luar sekolah. Guru harus senantiasa sadar akan kedudukannya sebagai guru
sepanjang hidupnya. Di mana dan kapan saja, ia akan selalu dipandang guru yang
harus memperlihatkan kelakuan yang dapat ditiru oleh masyarakat, khususnya oleh
anak didiknya.
Kedudukan guru
juga ditentukan oleh fakta, bahwa ia adalah orang dewasa. Oleh karena itu, guru
lebih tua dari muridnya. Maka berdasarkan usianya ia mempunyai kedudukan yang
harus dihormati. Hormat anak terhadap orang tuanya sendiri harus pula
diperhatikan oleh gurunya dan sebaliknya guru harus pula dapat memandang murid
sebagai anak.
Posisi sebagai
guru memiliki hak dan kewajiban yang diembannya, dikenal sebagai status. Adapun
perilaku yang diharapkan dari orang yang memiliki suatu status disebut sebagai
peranan. Ketika peranan ini dimainkan, ia memiliki konsekuensi terhadap
penyesuaian atau adaptif terhadap sistem yang dikenal sebagai fungsi. Fungsi guru memiliki dua
dimensi, yaitu laten dan manifes.
1. Fungsi
manifes dari guru
Fungsi yang
diharapkan, disengaja, dan didasari dari guru oleh masyarakat pada suatu ruang
terdiri dari: Guru
sebagai pengajar, Guru
sebagai pendidik,
Guru sebagai
teladan, Guru
sebagai motivator
2. Fungsi
laten dari guru
Fungsi yang
tidak diharapkan, disengaja, dan didasari dari guru terhadap masyarakat pada
suatu ruang terdiri dari:
Guru sebagai
pelabel,
Guru sebagai
“Penyambung Lidah Kelas Menengah Atas”, dan Guru sebagai pengekal Status Quo.
Peran Guru di Sekolah
Peranan guru di
sekolah ditentukan oleh kedudukannya sebagai orang dewasa, sebagai pengajar dan
pendidik dan sebagai pegawai. Yang paling utama ialah kedudukannya sebagai
pengajar dan pendidik. Di sekolah guru-guru memainkan peran berkenaan dengan
murid, pegawai administrasi, sebagai teman sesama guru. Berikut peran guru di
sekolah, antara lain:
1.
Guru sebagai media .Guru kerap dipandang sebagai media
yang berada di antara murid dan mata pelajaran. Artinya dapat berperan dengan
baik dalam hal penguasaan materi, kurikulum yang dipakai, metode pembelajaran,
dan lain-lain.
2.
Guru sebagai penguji.Maksudnya adalah melakukan
penilaian atau evaluasi terhadap perkembangan hasil belajar murid-muridnya.
3.
Guru sebagai orang yang berdisiplin. Seorang murid harus
tunduk kepada otoritas gurunya. Dengan kata lain, seorang guru harus memiliki
dan berdisiplin sehingga menjadi tauladan dalam menegakkan kedisiplinan.
4.
Guru sebagai
orang kepercayaan. Seorang guru di sekolah hendaknya menjadi orang yang dapat
dipercaya, baik kata-kata maupun tindakannya. Apa yang dikatakan dan dilakukan
oleh guru akan menjadi contoh bagi muridnya dan dianggap sebagai kebenaran yang
harus diteladani.
5.
Guru sebagai pengenal kebudayaan. Guru diharapkan dapat memperkenalkan
dan menanamkan nilai-nilai kebudayaan yang ada di masyarakat. Nilai-nilai dan
norma budaya dari masyarakat yang dijumjung tinggi dan dijaga keberadaannya.
6.
Guru sebagai pengganti orang tua di sekolah para
guru berperan sebagai pengganti orang tua atau dengan kata lain guru adalah
orang tua di sekolah. Sehingga semua yang berkenaan dengan murid merupakan
tanggung jawab guru, terutama terhadap hal-hal pengetahuan, keterampilan,
pembentukan pribadi, keamanan dan keimanan.
Peran guru menurut Pullias dan Young, Manan,serta Yelon
and Weinstein, dapat diidentifikasikan peran guru sebagai berikut, yakni:
1.
Guru sebagai Pendidik. Guru adalah pendidik, yang menjadi
tokoh, panutan, dan identifikasi bagi peserta didik, dan lingkungannya. Oleh
karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang
mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.
2.
Guru sebagai pengajar. Guru membantu peserta didik
yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya,
membentuk kompetensi, dan memahami materi standar yang dipelajari.
3.
Guru sebagai Evaluator. Kemampuan yang harus dikuasai
guru sebagai evaluator adalah memahami teknik evaluasi, baik tes maupun non tes
yang meliputi jenis masing-msing teknik, karakteristik, prosedur pengembangan,
serta cara menentukan baik atau tidaknya ditinjau dari berbagai segi,
validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran soal.
4.
Guru sebagai kulminator. Guru adalah orang yang
mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi).
Dengan rancangannya peserta didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap
yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya.
5.
Guru sebagai aktor. Sebagai seorang aktor, guru harus
melakukan apa yang ada dalam naskah yang telah disusun dengan mempertimbangkan
pesan yang akan disampaikan kepada penonton. Sebagai seorang actor, guru juga
harus melakukan penelitian tidak terbatas pada materi yang harus
ditransferkan,melainkan juga tentang kepribadian manusia sehingga mampu
memahami respon-respon pendengarnya, dan merencanakan kembali pekerjaannya
sehingga dapat dikontrol.
6.
Guru sebagai pribadi. Sebagai individu yang
berkecimpung dalam pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang
mencerminkan seorang pendidik. Ujian terberat bagi guru dalam kepribadian ini
adalah rangsangan yang memancing emosinya. Kestabilan emosi sangat diperlukan.
Untuk keperluan tersebut, upaya dalam bentuk latihan mental akan sangat berguna
Peran Guru di Mayarakat
Peranan guru
dalam masyarakat antara lain bergantung pada gambaran masyarakat tentang
kedudukan guru. Kedudukan sosial guru berbeda dari negara ke negara, dari zaman
ke zaman. Di negara kita kedudukan guru sebelum Perang Dunia II sangat
terhormat karena hanya mereka yang terpilih dapat memasuki lembaga pendidikan
guru. Hingga kini citra tentang guru masih tinggi walaupun sering menurut yang
di cita-citakan yang tidak selalu sejajar dengan kenyataan.
Pekerjaan guru
selalu dipandang dalam hubungannya dengan ideal pembangunan bangsa.dari guru
diharapkan agar ia manusia idealistis, namun guru sendiri tak dapat tiada harus
menggunakan pekerjaannya sebagai alat untuk mencari nafkah bagi keluarganya.
Walaupun demikian masyarakat tak dapat menerima pekerjaan guru semata-mata
sebagai mata pencaharian belaka sejajar dengan pekerjaan tukang kayu, atau
saudagar. Pekerjaan guru menyangkut pendidikan anak, pembangunan negara dan
masa depan bangsa.
Karena
kedudukan yang istimewa itu masyarakat mempunyai harapan-harapan yang tinggi
tentang peranan guru. Harapan-harapan itu tak dapat diabaikan oleh guru, bahkan
dapat menjadi norma yang turut menentukan kelakuan guru.
1.
Peran sebagai participant/peserta. Yakni
peranan dari kegiatan yang ada di lingkungan masyarakat. Dimana berada pada
posisi rangking tinggi dalam aktivitas masyarakat dibandingkan dengan orang
lain yang berkecimpung sebagai pedagang, pembisnis, dan lain-lain.
2.
Leader/pemimpin. Memang guru tidak dididik
sebagai pemimpin masyarakat, tetapi harus dianggap sebagai pemimpin di sekolah,
terutama di kelas. Karena itu, guru dianggap mampu menjadi pemimpin di
masyarakat dan mampu menempatkan diri sebagaimana mestinya.
3.
Pembuka jalan. Guru dikatakan sebagai pembuka jalan
karena guru dianggap mempunyai pendidikan yang tinggi dibandingkan masyarakat
pada umumnya, terutama dalam hal pembangunan masyarakat. Guru sebagai orang
yang dapat memberi petunjuk, contoh dan teladan bagi masyarakat di
lingkungannya.
4.
Pemerhati anak. Masyarakat berharap agar guru dapat
memperhatikan anak-anak mereka. Dalam hal ini maka guru harus dapat menempatkan
diri seperti yang diharapkan oleh masyarakat lain.
Sebagai pendidik, guru memilik peran yang sangat vital bagi
perkembangan peserta didik, yang mana guru dituntut untuk memiliki karakter dan
kepribadian yang yang baik sehingga mampu untuk menjadi panutan baik itu di
sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Guru sebagai pendidik dan pembina
generasi muda harus menjadi teladan, di dalam maupun di luar sekolah. Guru
harus senantiasa sadar akan kedudukannya sebagai guru sepanjang hidupnya. Di
mana dan kapan saja, ia akan selalu dipandang guru yang harus memperlihatkan
kelakuan yang dapat ditiru oleh masyarakat, khususnya oleh anak didiknya.
Daftar pustaka
Damsar. 2011. Pengantar Sosoilogi Pendidikan. Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP.
http://mohammed-helmiy.blogspot.co.id/2015/04/makalah-sosiologi-pendidikan.html,
diakses 23 oktober 2017 pukul 16.00 WITA