Kurang lebih
empat bulan telah berlalu pasca kegiatan kuliah kerja nyata ( KKN ) nusantara
yang di selenggarakan oleh universitas
Halu oleo namun rasanya kesan perjalanan yang saya alami dalam kegiatan
tersebut masih terasa hingga kini, olehnya itu saya lewat tulisan ini saya akan
sedikit bercerita tentang perjalanan saya dalam kegiatan tersebut, lebih
tepatnya ketika saya dan teman2 mahasiswa peserta KKN nusantara di berangkatkan
di wakatobi. Namun sebelumnya minta maaf jika tulisan saya amburadul dan tidak
karuan, karena saya bukanlah orang profesional dalam dunia tulis menulis, harap
maklum.
Kabupaten
wakatobi , sebuah Kabupaten eks wilayah kabupaten
buton yang eksotik , penuh dengan potensi pariwisata dan kelautan yang luar
biasa, satu dari beberapa taman nasional bawah laut indonesia, dan merupakan
salah satu cagar biosfer dunia yang
telah diakui oleh PBB melalui UNESCO, di sinilah kami akan mengabdikan diri
kami selama kurang lebih 45 hari dalam rangka melaksanakan kegiatan kuliah
kerja nyata (kkn), sebagai salah satu sayarat untuk menyelesaikan studi di
perguruan tinggi.
Kegiatan
yang bertajuk kkn nusantara angkatan XXIII itu, adalah kegiatan yang di
selenggarakan oleh universitas haluoleo bekerja sama dengan pihak pemerintah
daerah wakatobi dan TNI AL. Kegiatan ini di ikuti oleh kurang lebih 1300 an
peserta, dari kalangan mahasiswa dan
dosen. Uniknya kegiatan akbar ini tidak saja di ikuti oleh mahasiswa dari
universitas Halu oleo, akan tetapi juga melibatkan mahasiswa dan dosen dari
berbagai kampus di indonesia, dari pulau sumatra hingga papua, tak pelak
kegiatan ini merupakan salah satu prestasi tersendiri bagi rektor universitas
halu oleo Bapak Prof.H. Usman Rianse.
Setelah
menjalani proses pembekalan selama bebrapa hari tibalah saatnya hari
pemberangkatan, tepat 5 januari 2014, pukul 0.4.00 WITA , peserta di
berangkatkan ke pelabuhan nusantara kendari tempat di mana KRI surabaya 591
sabagai alat transpoortasi utama kami berlabuh , Namun karena jumlah peserta
yang banyak dan ketersedianaan angkutan kampus ( bus UNHALU ) yang terbatas,
dengan terpaksa proses pemberangkatan di lakukan secara berangsur – angsur.
Tepat Pukul
6.00 WITA semua urusan antar jemput peserta akhirnya selesai dan Kapalpun
bertolak dari pelabuhan nusantara kendari ke wakatobi,hujan deras dan laut yang
bergelombang seolah tidak berpengaruh terhadap kapal yang kami tumpangi,KRI
surabaya 591 , bagaimana tidak, KRI
surabaya 591 merupakan salah satu armada perang milik TNI AL, Republik Indonesia, dengan ukuran yang
megah dan kapasitas yang bisa menampung ribuan penumpang, sungguh suatu
pengalaman luar biasa bagi saya untuk pertama kalinya berlayar dengan
menggunakan armada perang milik TNI AL.
Setelah
sebelas jam perjalanan yang menguras tenaga dan penuk sesak oleh ribuan manusia
,akhirnya di pagi hari tanggal 6 jaunuari 2014, tibalah kami di pulau wanci,
sebuah pulau kecil yang juga merupakan ibukota dari kabupaten wakatobi,
dikarenakan hal tersebut wanci terbilang sedikit lebih maju di bandingkan
dengan pulau – pulau lain ( kaledupa, tomia, binongko ) di kabupaten wakatobi.
Di pulau ini sekitar kurang lebih tiga ratus mahasiswa akan di turunkan, namun
wanci bukanlah lokasi tujuan saya , takdir menetukan bahwa saya harus
mengabdikan diri saya di pulau tomia sebuah pulau yang berjarak sekitar 4- 5
jam perjalanan dari wanci, sungguh perjalanan yang melelahkan.
proses penurunan penumpang memakan waktu cukup
lama itu pun selesai ,dan kapal pun melanjutkan perjalan, kepulau selanjutnya
yaitu pulau kaledupa. Dengan turunya beberapa ratus penumpang sebelumnya membuat saya sedikit merasa lega, keadaan dalam
kapal yang penuh sesak kini mulai berkurang. kurang lebih sekitar 2 setegah jam
kemudian, kapalpun tiba di pulau tujuan yang kedua yaitu pulau kaledupa, namun
karena kapasitas pelabuhan di pulau itu yg kecil,kri surabaya tidak dapat
berlabuh lebih dekat di pulau kaledupa, hingga terpaksa “evakuasi” penumpang
harus di lakukan di pulau terdekat.
Ialah pulau
di hoga tempat penumpang tujuan keledupa di turunkan, begitu melihat pulau
hoga, rasa lelah saya seolah menjadi hilang,
pulau eksotik nan indah,pantai pasir yang berwarna putih , dikelilingi oleh
berbagai macam jenis karang berwarna warni yang terlihat langsung dengan jelas dari atas kapal, Subhanallah,
sungguh luar biasa ciptaan Tuhan yang satu ini, memang selama ini pulau hoga
adalah salah satu pulau wisata yg terkenal di sulawesi tenggara , namun bagi
sebagian besar masyarakat sulawesi tenggara termasuk saya sendiri sebelumnya, belum
pernah melihat bagaimana bentuk dan rupa
pulau hoga itu secara langsung,kami hanya memperoleh informasi mengenai pulau
tersebut lewat cerita-cerita orang yang pernah kesana atau lewat media massa,
hal ini di karenakan sulitnya akses kesana, ditambah lagi ombak di perairan
wakatobi yang membuat bulu kuduk merinding, sehingga banyak masyarakat
disulawesi tenggara mengurungkan niatnya untuk berwisata di pulau hoga,
Dengan
menggunakan sekoci milik TNI AL, dan bebrapa speed boat milik warga setempat
akhirnya semua penumpang tujuan kaledupa berhasil di “evkuasi”. Dan Selanjutnya
kapal kembali melanjutkan perjalanan, kepulau berikutnya yaitu pulau tomia, pulau
dimana saya akan mengabdikan diri untuk masyarakat selama 45 hari. So, tidak
sabar rasanya ingin cepat sampai kesana, rasa penasaran, terus menggelayuti
pikiranku,
lamanya proses evakuasi penumpang di dua pulau
sebelumnya membuat perjalanan terasa lebih lama, dan akhirnya kira2 sekitar
pukul 17.00 Wita kapal pun mulai mendekati pulau tomia, dan ternyata keadaan
pelabuhan di pulau tomia juga hampir sama dengan di pulau kaledupa, sehingga
KRI hanya bisa mengantar kami sampai pada jarak bebrapa mil di pesisir pulau.
Setelah menunggu
bebrapa saat,akhirnya jemputan kami datang juga, sebuah kapal motor yg terbuat
dari kayu dengan perkiraan berkapasitas 200 - 250 penumpang. Sungguh tidak
seimbang dengan jumlah kami yang kurang lebih tiga ratus orang, perasaan was –
was pun mulai muncul, namun karena dorongan kewajiban, kami pun tetap
meanjutkan perjalanan ke tomia menggunakan kapal motor tersebut, dan akhirnya,
setelah sekitar 30 menit perjalan, kapalpun berlabuh di pelabuhan tomia,
tepatnya pelabuhan onemay tomia induk, sungguh perjalanan yang sangat melelahkan,
bersambung