Friday, June 20, 2014

KKN NUSANTARA

Kurang lebih empat bulan telah berlalu pasca kegiatan kuliah kerja nyata ( KKN ) nusantara yang di selenggarakan oleh  universitas Halu oleo namun rasanya kesan perjalanan yang saya alami dalam kegiatan tersebut masih terasa hingga kini, olehnya itu saya lewat tulisan ini saya akan sedikit bercerita tentang perjalanan saya dalam kegiatan tersebut, lebih tepatnya ketika saya dan teman2 mahasiswa peserta KKN nusantara di berangkatkan di wakatobi. Namun sebelumnya minta maaf jika tulisan saya amburadul dan tidak karuan, karena saya bukanlah orang profesional dalam dunia tulis menulis, harap maklum.

Kabupaten wakatobi , sebuah  Kabupaten eks wilayah kabupaten buton yang eksotik , penuh dengan potensi pariwisata dan kelautan yang luar biasa, satu dari beberapa taman nasional bawah laut indonesia, dan merupakan salah satu cagar biosfer dunia yang telah diakui oleh PBB melalui UNESCO, di sinilah kami akan mengabdikan diri kami selama kurang lebih 45 hari dalam rangka melaksanakan kegiatan kuliah kerja nyata (kkn), sebagai salah satu sayarat untuk menyelesaikan studi di perguruan tinggi.


            Kegiatan yang bertajuk kkn nusantara angkatan XXIII itu, adalah kegiatan yang di selenggarakan oleh universitas haluoleo bekerja sama dengan pihak pemerintah daerah wakatobi dan TNI AL. Kegiatan ini di ikuti oleh kurang lebih 1300 an peserta,  dari kalangan mahasiswa dan dosen. Uniknya kegiatan akbar ini tidak saja di ikuti oleh mahasiswa dari universitas Halu oleo, akan tetapi juga melibatkan mahasiswa dan dosen dari berbagai kampus di indonesia, dari pulau sumatra hingga papua, tak pelak kegiatan ini merupakan salah satu prestasi tersendiri bagi rektor universitas halu oleo Bapak Prof.H. Usman Rianse.

            Setelah menjalani proses pembekalan selama bebrapa hari tibalah saatnya hari pemberangkatan, tepat 5 januari 2014, pukul 0.4.00 WITA , peserta di berangkatkan ke pelabuhan nusantara kendari tempat di mana KRI surabaya 591 sabagai alat transpoortasi utama kami berlabuh , Namun karena jumlah peserta yang banyak dan ketersedianaan angkutan kampus ( bus UNHALU ) yang terbatas, dengan terpaksa proses pemberangkatan di lakukan secara berangsur – angsur.
           
Tepat Pukul 6.00 WITA semua urusan antar jemput peserta akhirnya selesai dan Kapalpun bertolak dari pelabuhan nusantara kendari ke wakatobi,hujan deras dan laut yang bergelombang seolah tidak berpengaruh terhadap kapal yang kami tumpangi,KRI surabaya 591 , bagaimana tidak,  KRI surabaya 591 merupakan salah satu armada perang  milik  TNI AL, Republik Indonesia, dengan ukuran yang megah dan kapasitas yang bisa menampung ribuan penumpang, sungguh suatu pengalaman luar biasa bagi saya untuk pertama kalinya berlayar dengan menggunakan armada perang milik TNI AL.

Setelah sebelas jam perjalanan yang menguras tenaga dan penuk sesak oleh ribuan manusia ,akhirnya di pagi hari tanggal 6 jaunuari 2014, tibalah kami di pulau wanci, sebuah pulau kecil yang juga merupakan ibukota dari kabupaten wakatobi, dikarenakan hal tersebut wanci terbilang sedikit lebih maju di bandingkan dengan pulau – pulau lain ( kaledupa, tomia, binongko ) di kabupaten wakatobi. Di pulau ini sekitar kurang lebih tiga ratus mahasiswa akan di turunkan, namun wanci bukanlah lokasi tujuan saya , takdir menetukan bahwa saya harus mengabdikan diri saya di pulau tomia sebuah pulau yang berjarak sekitar 4- 5 jam perjalanan dari wanci, sungguh perjalanan yang melelahkan.

 proses penurunan penumpang memakan waktu cukup lama itu pun selesai ,dan kapal pun melanjutkan perjalan, kepulau selanjutnya yaitu pulau kaledupa. Dengan turunya beberapa ratus penumpang sebelumnya  membuat saya sedikit merasa lega, keadaan dalam kapal yang penuh sesak kini mulai berkurang. kurang lebih sekitar 2 setegah jam kemudian, kapalpun tiba di pulau tujuan yang kedua yaitu pulau kaledupa, namun karena kapasitas pelabuhan di pulau itu yg kecil,kri surabaya tidak dapat berlabuh lebih dekat di pulau kaledupa, hingga terpaksa “evakuasi” penumpang harus di lakukan di pulau terdekat.

Ialah pulau di hoga tempat penumpang tujuan keledupa di turunkan, begitu melihat pulau hoga, rasa lelah saya seolah  menjadi hilang, pulau eksotik nan indah,pantai pasir yang berwarna putih , dikelilingi oleh berbagai macam jenis karang berwarna warni  yang terlihat  langsung dengan jelas dari atas kapal, Subhanallah, sungguh luar biasa ciptaan Tuhan yang satu ini, memang selama ini pulau hoga adalah salah satu pulau wisata yg terkenal di sulawesi tenggara , namun bagi sebagian besar masyarakat sulawesi tenggara termasuk saya sendiri sebelumnya, belum pernah melihat  bagaimana bentuk dan rupa pulau hoga itu secara langsung,kami hanya memperoleh informasi mengenai pulau tersebut lewat cerita-cerita orang yang pernah kesana atau lewat media massa, hal ini di karenakan sulitnya akses kesana, ditambah lagi ombak di perairan wakatobi yang membuat bulu kuduk merinding, sehingga banyak masyarakat disulawesi tenggara mengurungkan niatnya untuk berwisata di pulau hoga,

Dengan menggunakan sekoci milik TNI AL, dan bebrapa speed boat milik warga setempat akhirnya semua penumpang tujuan kaledupa berhasil di “evkuasi”. Dan Selanjutnya kapal kembali melanjutkan perjalanan, kepulau berikutnya yaitu pulau tomia, pulau dimana saya akan mengabdikan diri untuk masyarakat selama 45 hari. So, tidak sabar rasanya ingin cepat sampai kesana, rasa penasaran, terus menggelayuti pikiranku,

 lamanya proses evakuasi penumpang di dua pulau sebelumnya membuat perjalanan terasa lebih lama, dan akhirnya kira2 sekitar pukul 17.00 Wita kapal pun mulai mendekati pulau tomia, dan ternyata keadaan pelabuhan di pulau tomia juga hampir sama dengan di pulau kaledupa, sehingga KRI hanya bisa mengantar kami sampai pada jarak bebrapa mil di pesisir pulau.

Setelah menunggu bebrapa saat,akhirnya jemputan kami datang juga, sebuah kapal motor yg terbuat dari kayu dengan perkiraan berkapasitas 200 - 250 penumpang. Sungguh tidak seimbang dengan jumlah kami yang kurang lebih tiga ratus orang, perasaan was – was pun mulai muncul, namun karena dorongan kewajiban, kami pun tetap meanjutkan perjalanan ke tomia menggunakan kapal motor tersebut, dan akhirnya, setelah sekitar 30 menit perjalan, kapalpun berlabuh di pelabuhan tomia, tepatnya pelabuhan onemay tomia induk, sungguh perjalanan yang sangat melelahkan,


bersambung