Tuesday, June 24, 2014

JEJAK KESULTANAN BUTON DI PULAU TOMIA

Sore itu, terasa spesial bagi saya dan teman2 kelompok KKN nusantara. Bagaimana tidak, di sore itu, kami berkesempatan untuk mengunjungi salah satu situs penting di pulau tomia wakatobi. Situs tersebut adalah berupa sebuah benteng pertahanan sisa peninggalan kerajan buton di masa lalu. Benteng yang berdiri kokoh ratusan meter di atas permukaan laut ini seolah2 menunjukan bagaimana hegemoni kesultanan buton di jazirah wakaktobi.
Gambar 1 : Bagian pintu masuk benteng

Menurut sejarawan setempat, dahulu benteng ini pernah digunakan oleh pasukan kerajaan buton untuk  menahan dan mengusir pasukan kerajaan ternate, yang  berusaha untuk menyerang kota Bau – bau , pusat pemerintahan kesultanan buton saat itu . Memang dalam sejarah , tercatat  kerajaan buton pernah terlibat konflik dan beberapa kali melakukan pertempuran melawan kejaan ternate dan karajaan gowa (makassar). Konflik ini dipicu oleh perebutan  pengaruh untuk menjadi pusat perdagangan di wilayah timur nusantara. Betapa tidak tiga kerajaan ini merupakan jalur lalulintas perdagangan dunia kala itu. konflik yang begitu intens antara tiga kerajaan besar ini pada akhirnya memaksa kesultanan buton untuk membuat persekutuan abadi dengan VOC, yaitu sebuah lembaga kongsi dagang yang beranggotakan beberapa negara eropa yang dipimpin oleh belanda.

Kesan yang pertama kali saya temukan di benteng ini adalah lingkungannya yang bersih serta susunan batu yang rapi dan terawat. Meski tidak seluas benteng kesultanan buton yang ada di kota bau – bau, namun benteng ini cukup untuk menampung ratusan tentara.

Di dalam area benteng  terdapat puluhan makam yang terdiri dari makam tentara kesultanan buton lengkap dengan identitasnya,  beberapa makam yang tidak memiliki identitas ,serta makam seorang ulama penyiar agama islam di pulau tomia, masyarakat setempat menyebutnya dengan nama Wa Ode Bula. selain makam ada juga meriam, tiang bendera, sebuah mushola tua yang terbuat dari susunan batu, serta singgasana sultan buton yang terletak diantara celah tebing batu, yang ada di dalam area benteng ,singgasana ini merupakan batu yang berbentuk mirip sebuah kursi, dahulu singgasana selalu di gunakan oleh  sultan buton jika berkunjung di pulau tomia. Akhirnya kunjungan  kami di benteng tomia sore itu berakhir kala menjelang adzan magrib. Dan kunjungan ini Sekaligus membuka mata kami akan kekayaan sejarah bangsa indonesia di masa lalu.
Berikut saya akan bagikan beberapa foto yang sempat saya abadikan di benteng tomia.


Gambar 2: pemandangan yang terlihat di luar area benteng
Gambar 3: masih pemandangan di luar area benteng
Gambar 4: tangga untuk masuk ke dalam area bemteng

Gambar 5: makam tua yang terdapat dalam area benteng,
(gak tau makam siapa soalnya gak ada identitasnya)

Gambar 6: siggasana sultan buton
Gambar 7 : Meriam peninggalan tentara kesultanan buton
Gambar 7 : Makam penyiar agama Islam pertama di pulau tomia
(wa ode bula)
Gambar 9 : lagi gambar pemandangan di luar benteng.

Itulah beberapa gambar mengenai benteng tomia  yang bisa saya bagikan kepada teman - teman pembaca, mohon maaf jika ada yang kurang jelas. ok cukup sekian ulasan saya kali ini, dan akhirnya saya tutup dengan ucapan dari Presiden soekarno " jasmerah" (jangan sekali - kali melupakan sejarah).
wassalam