Sore itu,
terasa spesial bagi saya dan teman2 kelompok KKN nusantara. Bagaimana tidak, di
sore itu, kami berkesempatan untuk mengunjungi salah satu situs penting di
pulau tomia wakatobi. Situs tersebut adalah berupa sebuah benteng pertahanan
sisa peninggalan kerajan buton di masa lalu. Benteng yang berdiri kokoh ratusan
meter di atas permukaan laut ini seolah2 menunjukan bagaimana hegemoni
kesultanan buton di jazirah wakaktobi.
Menurut sejarawan
setempat, dahulu benteng ini pernah digunakan oleh pasukan kerajaan buton untuk
menahan dan mengusir pasukan kerajaan
ternate, yang berusaha untuk menyerang
kota Bau – bau , pusat pemerintahan kesultanan buton saat itu . Memang dalam sejarah , tercatat
kerajaan buton pernah terlibat konflik
dan beberapa kali melakukan pertempuran melawan kejaan ternate dan karajaan
gowa (makassar). Konflik ini dipicu oleh perebutan pengaruh untuk menjadi pusat perdagangan di wilayah
timur nusantara. Betapa tidak tiga kerajaan ini merupakan jalur lalulintas
perdagangan dunia kala itu. konflik yang begitu intens antara tiga kerajaan
besar ini pada akhirnya memaksa kesultanan buton untuk membuat persekutuan
abadi dengan VOC, yaitu sebuah lembaga kongsi dagang yang beranggotakan
beberapa negara eropa yang dipimpin oleh belanda.
Kesan yang pertama
kali saya temukan di benteng ini adalah lingkungannya yang bersih serta susunan
batu yang rapi dan terawat. Meski tidak seluas benteng kesultanan buton yang
ada di kota bau – bau, namun benteng ini cukup untuk menampung ratusan tentara.
Di dalam
area benteng terdapat puluhan makam yang
terdiri dari makam tentara kesultanan buton lengkap dengan identitasnya, beberapa makam yang tidak memiliki identitas ,serta
makam seorang ulama penyiar agama islam di pulau tomia, masyarakat setempat
menyebutnya dengan nama Wa Ode Bula. selain makam ada juga meriam, tiang
bendera, sebuah mushola tua yang terbuat dari susunan batu, serta singgasana
sultan buton yang terletak diantara celah tebing batu, yang ada di dalam area
benteng ,singgasana ini merupakan batu yang berbentuk mirip sebuah kursi,
dahulu singgasana selalu di gunakan oleh
sultan buton jika berkunjung di pulau tomia. Akhirnya kunjungan kami di benteng tomia
sore itu berakhir kala menjelang adzan magrib. Dan kunjungan ini Sekaligus membuka
mata kami akan kekayaan sejarah bangsa indonesia di masa lalu.
Berikut saya akan bagikan beberapa foto yang sempat saya abadikan di benteng tomia.
Gambar 2:
pemandangan yang terlihat di luar area benteng
Gambar 3:
masih pemandangan di luar area benteng
Gambar 4: tangga untuk masuk ke dalam area bemteng
Gambar 5:
makam tua yang terdapat dalam area benteng,
(gak tau
makam siapa soalnya gak ada identitasnya)
Gambar 6: siggasana sultan buton
Gambar 7 : Meriam peninggalan tentara kesultanan buton
Gambar 7 : Makam penyiar agama Islam pertama di pulau tomia
(wa ode bula)
Gambar 9 : lagi gambar pemandangan di luar benteng.
Itulah beberapa gambar mengenai benteng tomia yang bisa saya bagikan kepada teman - teman pembaca, mohon maaf jika ada yang kurang jelas. ok cukup sekian ulasan saya kali ini, dan akhirnya saya tutup dengan ucapan dari Presiden soekarno " jasmerah" (jangan sekali - kali melupakan sejarah).
wassalam