Sunday, June 22, 2014

NEGERI YANG SAKIT

Belum lama ini negara kita dihebohkan dengan maraknya kasus sodomi dan pelecehan seksual  terhadap anak – anak. masih lekat di ingatan kita tentang kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh  emon seorang pemuda asal  suka bumi. Ia tega melakukan perbuatan bejatnya itu kepada ratusan anak laki2 di kampungnya, begitu pula dengan kasus pelecehan seksual yang terjadi di jakarta internasional school ( JIS)  yang justru di lakukan  oleh oknum guru di sekolah bertaraf inter nasional tersebut.

           
Kasus pelecehan seksual terhadap anak2 hanyalah satu dari seabreg masalah yang menerpa bangsa ini, korupsi, kriminalitas, kemiskinan, kesenjangan sosial, kerusakan moral generasi muda, seolah tak henti – hentinya “menghantam”. Ditambah lagi dengan sikap  para elit yang lebih mengutamakan kepentingan partai dari pada kepentingan rakyat, semakin menambah dalam luka yang di derita bangsa ini.

Tidak lagi di monopoli  kaum bodoh dan miskin

            Dahulu Tindak Kejahatan selalu di identikan dengan kaum miskin yang bodoh, tidak berpendidikan, namun hari ini tindak kejahatan di negeri ini sudah tidak lagi di dimonopoli oleh kaum miskin akan tetapi aktor tindak kejahatan yang terjadi di negeri ini  hadir dari berbagai strata sosial, mulai dari rakyat kecil yang miskin, hingga para pejabat yang kaya raya, mulai dari kalangan buta huruf sampai pada kalangan cendekia selevel profesor. Tentu masih lekat di ingatan kita tetang kasus korupsi yang menjerat banyak pejabat mentri ,anggota DPR, salah satu oknum pejabat bupati dan pimpinan salah satu lembaga hukum tertinggi yang terjadi baru – baru ini, tentu kita bertanya – tanya mengapa mereka melakukan korupsi ? apakah mereka orang2 yang tidak berpendidikan ? apakah mereka melakukan korupsi karena kemiskinan ? karena kekurangan biaya hidup? atau karena kekurangan biaya pendidikan anak2 mereka ? Tentu saja tidak, semua orang di negeri ini, yang tinggal di “ lubang batu “sekalipun ,pasti memahami bagaimana korelasi antara jabatan yang mereka emban dengan gaji yang mereka terima. Akan tetapi begitulah faktanya tetap saja mereka melakukan korupsi.

            Selain kasus korupsi yang dilakukan oleh oknum pejabat yang terhormat, ada banyak lagi kasus- kasus kejahatan di negeri ini yang justru di lakukan oleh orang kaya lagi terpelajar, misalnya separti kasus narkoba, atau video porno yang menjerat artis – artis papan atas negeri ini.

Lemahnya penegakan hukum

            Lemahnya penegakan hukum, di tengarai, menjadi salah satu penyebab maraknya tidak kejahatan di negeri ini , dalam banyak kasus, seringkali terjadi ketimpangan antara tindak kejahatan dengan tuntutan dan vonis hukuman yang di jatuhkan  kepada pelaku kejahatan, sebagai contoh, tuntutan 6 tahun terhadap pelaku kecelakaan mobil “xenia maut “ yang menewaskan sembilan orang pejalan kaki beberapa waktu yang lalu. Bagi orang awam bahkan yang buta tentang hukum pidana sekalipun dengan nuraninya twntu bisa merasakan bahwa tuntuan 6 tahun penjara betul –betul meng injak – injak rasa keadilan. Selain itu ada lagi , kasus korupsi yag merugiakan negara hingga triliunan rupiah akan tetapi justru pelakunya lolos dari jeratan hukum. Sungguh meng iris – iris rasa keadilan bagaimana mungkin pelaku korupsi dengan jumlah yang begitu fantastis hingga miliaran rupiah bisa lolos dari jerat hukum.

            Akankah hukum di negara kita akan terus seperti ini ? jika iya, maka kita tidak usah merasa heran jika dikemudian hari negara kita akan menjadi “negara gagal”. Jika tidak, sampai kapan akanterus seperti ini ? semua berpulang kepada pemerintah sebagai pihak yang harus bertanggung jawab, teerhadap lemahnya penegakan hukum di negeri ini. Pada hakikatnya hukum hadir untuk mengatur segala tingkah laku manusia, olehnya itu sudah seyogyanya hukum di buat dengan memuat sangksi – sanksi yang tegas serta memberi efek jera bagi pelanggar hukum.