Tuesday, June 24, 2014

AMBISI UNTUK KAYA

Menjadi kaya ,hidup mewah dengan bergelimang harta boleh dikata  adalah cita – cita hampir seluruh umat manusia di dunia . Olehnya itu, berbagai macam cara berusaha di tempuh manusia untuk menggapai kekayaan tersebut. Maka diciptakanlah berbagai macam teori dan teknologi  untuk memacu etos kerja manusia sampai pada titik maksimal, dan diberantaslah semua hal yang dianggap bisa menghambat manusia untuk menggapai kekayaan itu.

Sah – sah saja jika seseorang bercita – cita untuk menjadi kaya. Tidak ada satupun aturan entah itu yang bersumber dari agama ataupun hukum positif yang melarang hal itu. Akan tetapi, ambisi untuk menjadi kaya, terkadang membuat manusia bertindak diluar batas – batas kewajaran, sehingga merugikan dirinya dan orang lain. Demi untuk kaya Manusia rela menjadi penjilat, demi untuk menjadi orang kaya manusia tega menjadi penghianat, demi untuk kaya manusia rela melanggar hukum, demi untuk kaya manusia rela menjual Agama, bahkan Demi untuk memperoleh kekayaan itu,  manusia rela untuk saling membunuh.

Dari zaman ke zaman cara pandang manusia mengenai hidup kaya  selalu berubah, sesuai dengan perkembangan teknologi dan informasi.Sejalan dengan itu pula, usaha manusia untuk mendapatkan kekayaan itu juga terus berubah, bahkan semakin berkembang hingga mengakibatkan kerusakan pada alam dan ekosistem. Jutaan manusia dan hewan tewas karena perang untuk memperebutkan sumberdaya alam, jutaan hektar hutan rusak karena di keruk dan di eksploitasi secara berlebihan, lapisan ozon mengalami kebocoran hingga mengakibatkan perubahan iklim , dan pada akhirnya rusaklah bumi kita.

Dalam dimensi sosial, usaha manusia menjadi kaya membuat manusia seolah – olah menjadi mahluk individualis. Solidaritas yang di bangun oleh kebanyakan manusia hari ini adalah solidaritas yang di bangun  diatas uang dan kepentingan. Manusia menjadi apatis dan tidak lagi peka terhadap berbagai masalah sosial yang ada di sekililingnya ,dan yang terpenting bagi manusia  adalah agaimana agar bisa terus menambah pundi – pundi kekayaan.

Sedangkan dalam dimensi politik ambisi untuk menjadi kaya telah merubah cara pandang manusia tentang politik. hari ini kebanyakan manusia memandang politik sebagai alat untuk memperkaya diri, hal ini bisa di buktikan dalam pelaksaan sistem politik demokrasi yang di anut oleh bangsa kita dan di negara – negara lain yang sarat dengan politik uang. Sangat tidak berlebihan jika kita menyebut demokrasi yang di praktekan di negara ini adalah demokrasi berbasis suap. Boleh dikata tidak ada satu pun pelaksanaan pemilu di negeri ini yang luput dari praktek suap dan sogok menyogok. Hal ini terjadi karena ambisi manusia untuk memperoleh kekuasaan, dan dengan kekuasaan itu manusia bisa terus menambah pundi – pundi kekayaanya dalam waktu yang cepat, dengan jumlah yang besar. Ya. Tentu saja dengan melakukan praktek korusi.


Begitulah manusia dengan segudang ambisi dan keserkahan yang dimilikinya mereka terus merajalela dimuka bumi, mereka terus merusak alam, dan saling membunuh demi memperebutkan materi dan menambah pundi – pundi kekayaan. Maka tidak heran jika dalam kitab suci Al Qur’an Allah SWT mengisahkan bahwa para Malaikat pernah mempertanyakan perihal penciptaan Adam yang merupakan nenek moyang dari seluruh umat manusia,bahwa menurut Para malaikat penciptaan manusia hanya akan membawa kerusakan di muka bumi. Dengan merujuk pada kondisi manusia hari ini, maka timbul pertanyaan dalam benak kita, apakah “kecemasan”  para Malaikat itu benar – benar terjadi? Wallahu alam Bissowab.